Doc. pribadi |
Sabar, keluhku
Dalam degup jantung merintih terkatung-katung
Kata-katamu menusuk hati ini yang rapi
Merasa diri sangat dibenci
Matamu melotot
Mulutmu berucap
Menyebarkan untaian pilu
Tak tertahan
Dada ku bujuk, lalu ku bungkam
Mataku berbinar-binar
Seperti seorang penyiar agama yang
menangis karena dunia
Sama,
kujuga, berusaha bertahan pada kehidupan nyata
Laksana kemarahan bayi yang tak jadi
Karena sesuatu yang tak diberi
Ku coba telan titahmu
Ku tanamkan dalam-dalam berontakku
Karena kutahu
Saat itu aku sedang menahan nafsu.
Bertahanlah aku
Pada kemarahannya
Pada sikapnya yang memang beda
Aku…
Tersipu malu pada rombongan ekspedisi
Karena ketidaksengajaanku yang menuntut
teliti
Ingin menangis
Tapi Malu ini lebih besar daripada
tetesan airmataku saat itu
2017
Comments
Post a Comment