LUCUNYA PANDEMI

 


Awal Maret Indonesia pandemi.

Semua diuji, takut pada jasad renik tak kasatmata.

Dunia berubah, pangling

Berlomba-lomba patuh pada aba-aba.

Di Cina berawal mula.

Bulan selanjutnya tersiar pula di Indonesia .

Corona oh Corona.

Sudah lama parasit ini dikenal media.

Mengubah realita, mematikan insan, sampai pada kehidupan-kehidupannya.

Mulai dari pendidikan, ekonomi dan sosial.

Kini  porak poranda.

Siswa, pelajar dan mahasiswa beralih muara.

Berganti semua jadwal dan metoda.

Belajar mengajar sudah tidak tatap muka.

Cukup isi kuota, berbicara lewat media,

Saling terima dan berbagi tugas sesuai bidangnya.

Seketika berubah begitu saja.

Masa berdiam diri sudah terlewati.

Kita masuki New Normal pula.

Masyarakat kini berlari-lari.

Mengejar rezeki.

Memperbaiki ekonomi yang sempat terkunci.

Petani, Pelayan, Wiraswasta, hingga Pegawai Negeri.

Sudah kembali berburu gaji.

New normal masa pandemi.

Semua kegiatan diaktifkan.

Pelayanan kembali bebas dibuka.

Tempat- tempat keramaian bersedia melayani.

Ada yang ketat aturannya,

Protokol kesehatan mereka jaga.

Tak sedikit pula yang meremehkannya.

New normal seolah tak pernah terjadi apa-apa.

New normal masa pandemi.

Semua yang sempat terkunci, kini sudah terbuka

Yang dulu terbuka makin luas dibuka

Yang dulu dilarang kunjungi,

Kini makin tak ada penghuni.

Aturan seakan berlaku pada yang berat-berat saja.

Tempat-tempat agama, Mesjid misalnya.

Yang dulu kosong, kini makin menyisakan tempat.

Penghuni takut pada Corona.

Tapi tidak pada lainnya.

Corona oh Corona.

Kehadiranmu sungguh mempesona.

Mengubah tata dunia dan seisinya.

Menguji iman insan, membuat syaitan tertawa gembira.

Rupanya insan lebih takut Corona.

Sungguh lucu pandemi ini.

Tempat hura-hura katanya ditutup.

Tapi zina semakin merajalela.

Masyarakat semakin salah arah.

Corona menjadi jurang pemisah antar keluarga.

Masalah kehidupan bertubi-tubi

karena faktor ekonomi.

Sungguh lucu pandemi ini.

Pemerintah berkoar-koar sana sini.

Pakai masker, cuci tangan, jaga jarak.

Aturan Islam diakui sekali.

Namun, semua itu hanya didengar, tak pun dipahami.

Semakin lucu pandemi ini

Aturan semakin hidup.

Namun korban belum redup,

Malah kian membara.

Ada yang sakit, sembuh, sakit lagi, hingga tak bangun lagi.

Apa yang salah dari negeri ini?

Wabah Corona bak berkampung halaman di sini.

Tak diketahui di halaman berapa, kampung mana.

Dan siapa penduduk yang melarang Corona pergi.

Pak Kepala Daerah sudah lama beraksi.

Memberi instruksi ke sana kemari.

Masyarakat ikut partisipasi.

Membantu pemerintah, mengabdikan diri pada bumi pertiwi.

Lucunya pandemi ini

Apa yang salah lagi?

Semua metoda sudah dilaksanakan.

Protokol kesehatan dalam pengawasan.

Yang melanggar dijatuhi sanksi.

Namun, Corona masih setia menemani.

Lalu apa yg belum dibereskan?

Kita patut Muhasabah diri.

 

 

 

 

Comments