Mengenal Pharmacist (Apoteker) di World Pharmacist Day (WPD)


25 September 2017 adalah hari di mana seluruh Apoteker dunia merayakan hari segenap relawan yang ikut andil dalam kesehatan dan pengobatan penyakit pasien di samping profesi lainnya, seperti Dokter. Hari yang ditunggu oleh sejumlah apoteker itu ialah hari Farmasis/hari Apoteker Sedunia.

Hari Apoteker sedunia dirayakan pertama kali pada tahun 2010 dengan tema “ Safety First with Medicine, Ask your Pharmacist.”, yang sebelumnya telah disepakati pada Kongres ke 69 “ World Conggress of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences” diadakan oleh International Pharmaceutical Federation (IPF), yang merupakan perhimpunan apoteker dan ilmuwan farmasi yang memiliki hubungan resmi dengan organisasi kesehatan dunia atau WHO. Perayaan ini berupaya mengenalkan tentang apa dan bagaimana sebenarnya dunia farmasi kepada masyarakat luas.

Perayaan hari apoteker sedunia juga pernah dirayakan oleh mahasiswa Farmasi Unsyiah pada 25 September 2016 yang lalu. Acara ini dimeriahkan dengan kehadiran apoteker-apoteker dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) kota Banda Aceh. Acara yang berlangsung setengah hari di lapangan Blang Padang Banda Aceh itu sangat menarik perhatian pengunjung yang berlalu lalang untuk berjalan santai atau berolahraga di sini. Mahasiswa Farmasi Unsyiah juga membuka Stan Farmasi dan menyediakan beragam obat, dimulai dari herbarium kering, herbarium basah, bahan obat, hingga sediaan farmasi  yang terbungkus rapi. Pemeriksaan kesehatan gratis juga dihadirkan dan berkolaborasi langsung dengan IAI.

Merayakan hari Apoteker Sedunia (World Pharmacist Day) oleh Mahasiswa Farmasi Unsyiah adalah kesempatan penting bagi para apoteker untuk mengenalkan obat dan istilah DAGUSIBU kepada masyarakat awam. DAGUSIBU yaitu istilah yang dipakai untuk obat. Sejumlah obat yang diDApatkan, diGUnakan, diSImpan lalu diBUang oleh pasien. Disinilah peran apoteker untuk menjelaskan tentang bagaimana perjalanan obat setelah berada di tangan pasien, di mana obat diDApatkan dari apoteker atau tenaga kesehatan lainnya untuk diGUnakan, kemudian obat dianjurkan diSImpan pada tempat yang terpisah khususnya terhindar dari barang atau hal-hal yang dapat merusak obat tersebut. Selanjutnya obat akan diBUang dengan benar sehingga terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam penggunaan obat khususnya oleh masyarakat awam  dan keluarga di rumah.

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Namun, nama apoteker masih belum banyak dikenal oleh masyarakat, khususnya penduduk kampung yang kurang akses penyuluhan atau sosialisasi tentang profesi ini, sekaligus manfaat kehadiran ilmunya di masyarakat. Anggapan mereka apoteker itu adalah Dokter. Sementara dokter adalah dokter. Mereka tidak dapat membedakan mana apoteker atau sebaliknya mereka menganggap dua profesi ini adalah sama.  Karena dalam kesehariannya, mereka sering bertatap muka dengan dokter pada pemeriksaan penyakit dan dokter pula yang memberikan obat. Jika dinilai dari segi pemahaman dan perubahan zaman. Mereka (masyarakat awam) tidak juga dapat disalahkan karena pemahamannya selama ini tentang profesi tersebut. Saya khususnya, baru mengenal siapa dan apa tugas apoteker sebenarnya, setelah saya bergelut langsung dengan ilmu-ilmu dan  sedikit praktek farmasi di kampus semenjak Strata 1.

Berhubungan dengan persoalan pemahaman yang belum sempurna tersebut,  maka sangat perlu dilakukan upaya pengenalan dunia farmasi kepada masyarakat luas, salah satunya pada keluarga tercinta.

Farmasi dan  dunianya harus dikenalkan pada setiap keluarga sehingga informasi-informasi penting dari dunia pengobatan harusnya dapat dimengerti oleh semua khalayak. Keluarga harus tahu dan peduli dengan profesi ini sebab pada pelayanan sehari-hari di Rumah Sakit, keluarga akan dapat merasakan interaksi langsung dengan ahli obatnya. Setidaknya pengetahuan mereka tentang pemanfaatan profesi ini tidak ketinggalan terlalu jauh dari yang ahli (apoteker atau tenaga kesehatan lainnya).

Pengetahuan keluarga tidak hanya sampai mengetahui tentang obat. Akan tetapi juga penggolongannya dan aturan pakai obat tersebut. Timbul pertanyaan lagi. Kenapa harus mengetahui aturan pakainya? Siapa yang seharusnya memberi informasi ini?  Usut punya usut informsi tentang cara dan aturan penggunaan obat penting disampaikan oleh seorang yang ahli di bidang obat. Nah, kalau di apotek adalah seorang Apoteker. Informasi yang disampaikan apoteker secara rinci tentang misalnya bagaimana yang dikatakan minum obat 3x sehari itu. Seorang Apoteker harus mampu menjelaskannya.

 “ Jika sehari semalam ada 24 jam, maka jika obat diminum 3x sehari berarti 24 jam dibagi 3. Hasilnya ada 8 jam. Jadi obat harus diminum kurang lebih setiap 8 jam.  Agar lebih aman dalam menerima obat, baiknya diketahui golongan obat. Karena obat dibungkus spesifik, berikut dengan tanda-tanda di kemasannya.
Keluarga juga diharapkan dapat mengetahui mana yang dikatakan obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras. Obat Bebas (logo hijau) adalah obat yang bebas dibeli tanpa resep dokter dan aman digunakan tanpa pengawasan. Tentunya dalam dosis tertentu. Selanjutnya golongan obat bebas terbatas (logo lingkaran biru), yaitu obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter namun pemakaiannya harus sesuai dengan cara pakai yang terdapat pada kemasannya. Golongan obat keras (lingkaran merah dengan huruf K) yang hanya bisa dibeli dengan resep dokter dan berbahaya jika digunakan sembarangan tanpa pengawasan.

Apoteker itu tidak jauh-jauh dari obat dan apotek. Namun Apakah hanya sebatas obat dan Apotek saja? Dalam ranah pekerjaan, apoteker tidak hanya bergelut dengan obat dan apotek saja. Melainkan, juga dapat bekerja di instansi lain seperti Rumah Sakit, Pabrik Obat, Pabrik Kosmetik, Pabrik Makanan bahkan di Bank. Pada pelayanan farmasi klinik di Rumah Sakit, apoteker berperan penting dalam pengambilan riwayat penggunaan obat (medication History Taking), skrining intruksi pengobatan (medication review), Ronde dan monitoring terapi obat, memantau penggunaan obat, edukasi/ konseling obat, Pelayanan Informasi Obat (PIO), Manajemen Efek Samping Obat (MESO) dan evaluasi penggunaan obat.

Perlu diketahui bahwa seorang apoteker dulu hanya berfokus pada obat dan pembuatannya, agar obat setelah itu dapat diberikan kepada pasien. Sehingga atas dasar kewajiban itu mereka hanya dapat berproses di belakang layar dan tidak berinteraksi langsung dengan pasien.  Namun semenjak tahun 1990 hingga sekarang dunia kesehatan menuntut seorang apoteker menjalankan pelayanan mereka dari sebelumnya drug oriented menjadi patient oriented atau pharmaceutical care. Keselamatan pasien adalah hal utama yang harus dicapai dengan penuh tanggung jawab dalam upaya mencegah berbagai kejadian berisiko yang berhubungan langsung dengan pasien seperti kejadian obat yang merugikan (adverse drug events), kesalahan pengobatan (medication errors) dan reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction).

Sesuai dengan Permenkes No 9 Tahun 2017, apoteker juga dituntut untuk memasang papan nama praktiknya.  Selanjutnya, IAI juga mengatur bahwa apoteker juga mengenakan jas berwarna putih kekuningan atau putih gading yang tertera tulisan “Apoteker” di dadanya sebagai seragam. Sebagai konsumen atau pasien yang ingin membeli obat sebaiknya mengecek dahulu keberadaan apoteker di apoteknya atau di layanan farmasi. Jika tidak, boleh berpindah ke apotek lain yang ada apoteker di dalamnya.

Nah, sampai segitunya seorang apoteker dalam mengemban profesinya, sehingga harusnya masyarakat sudah tahu dan peduli dengan apoteker. Tak dapat dipungkiri jika dulu hingga sekarang, profesi ini belum juga dapat dikenali apalagi dihargai. Ibu-ibu di kampung misalnya ketika berobat ke Rumah Sakit (RS) atau Puskesmas bahkan toko obat yang bukan dikelola oleh apoteker. Mereka  hanya mendapatkan pelayanan dari dokter saat pemeriksaan penyakit dan  dengan perawat yang sangat terbatas penjelasan terkait obat-obat yang digunakannya. Beranjak dari ketertinggalan tersebut tersedianya apoteker sangat terbatas hingga sekarang pun tenaga profesi apoteker masih sangat banyak diperlukan khususnya dalam pelayanan Rumah Sakit. Persebaran profesi ini pun terbilang belum merata hingga ke pelosok-pelosok desa.  Rumah Sakit yang semestinya seorang apoteker harus melayani maksimal 5 orang pasien akan tetapi di lapangannya jumlah pasien melampaui dari jumlah apoteker yang ada.

Mengenal apoteker adalah upaya dalam mengetahui peran utama apoteker untuk meminimalkan  terjadinya beragaam kesalahan dalam pengobatan. Kerja keras mereka (apoteker) juga berat seperti dokter karena kontribusi mereka sangat diperlukan, khususnya dalam pemberian informasi obat kepada pasien atau tenaga kesehatan lain, yaitu meningkatkan keberlangsungan rejimen pengobatan pasien, peningkatan kualitas dan keselamatan pengobatan pasien di rumah. Maka harapannya kepada seluruh masyarakat agar semakin dekat dengan apoteker,  karena hal itu adalah upaya agar semakin banyak masyarakat yang mengetahui tentang obat, penggunaan dan pelayanannya, di mana penggunaan obat harus tepat dan rasional, yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis rejimen, tepat penderita dan waspada efek samping obat (ESO).

Comments

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    www.arenakartu.cc
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete

Post a Comment