Malam Mingguan Bersama Paguyuban KSE (Karya Salemba Empat)

Paguyuban KSE UNSYIAH
Awal ketertarikan saya mengikuti acara yang dibuat oleh KSE (Karya Salemba Empat) ini adalah ketika ingin mendaftarkan adik saya pada kegiatan Tryout regional dan bimbel yang dibuat oleh KSE UNSYIAH. Saya melihat ada banyak beasiswa yang bisa didapatkan oleh peserta yang merupakan anggota KSE. Peserta ini nantinya akan melaksanakan berbagai program sebagai tanda pengabdian mereka dalam menerima beasiswa tersebut.

Sabtu, 19 Agustus 2017
Alhamdulillah pada malam ini, saya bersama rekan saya Rahmawati diutus mewakili komunitas Relawan Rumah Zakat agar dapat menikmati NOBARSADIS (Nonton Bareng Sambil Diskusi) yang diadakan di De Helsingki Coffee Lampriet tepatnya di depan Gedung PMI (Palang Merah Indonesia) Aceh.
Saya banyak mendapatkan penjelasan lebih tentang KSE dari salah satu anggota komunitas ini.
KSE merupakan sebuah yayasan dan wadah bagi penerima beasiswa yang tersebar di 99 Universitas di Indonesia, salah satunya Universitas Syiah Kuala. Nah, malam ini NOBARSADIS ini diadakan serentak di 29 titik di Nusantara dengan topik "Indonesia Butuh Kamu" dalam rangka membahas tema yang sama, yaitu "Degradasi Moral Anak Bangsa".

Komunitas yang bergerak di bidang sosial kepemudaan ini pertama sekali hadir di Aceh yaitu tepatnya di UNSYIAH. Komunitas ini telah banyak melahirkan program-program yang sebelumnya juga telah terealisasikan, seperti Gerakan Pungut Sampah (GPS), Minggu Ceria, Saweu Sikula dan beberapa aksi lainnya. KSE memiliki banyak donatur, yaitu Give2asia, Indofood, XL axiata, BPJS Ketenagakerjaan serta beberapa donatur lainnya yang tidak tersebutkan.

Pada permulaan acara ini diawali oleh sambutan ketua panitia penyelenggaraan NOBARSADIS KSE.
"Semoga acara ini bisa menjadi silaturrahmi dan kolaborasi antar komunitas dalam berbagai program yang membantu Indonesia, Aceh khususnya terhadap tema yang kita angkat pada malam hari ini. Siapa lagi kalau bukan kita yang akan membantu generasi muda Indonesia agar tidak terus menerus terjadi degradasi moral anak bangsa."

Dua MC (Master of Ceremony) diskusi ini pun sangat antusias dan berapi-api ketika memberikan beberapa informasi dan ajakan khusus pada audience untuk sama-sama membahu agar diskusi nanti membuahkan hasil dan memberikan kesimpulan terbaik dari kawan-kawan berbagai komunitas yang merupakan orang-orang terpilih untuk hadir di tempat ini, tutur salah satu MC.
"Bagaimana arti penjajajahan menurut anda?" tanyanya pada audience

Menurutnya penjajahan adalah kata yang sama namun dengan maksud yang berbeda, yaitu antara dulu dan sekarang adlah sama-sama di jajah. Kalau dulu dijajah oleh negara asing, Namun sekarang dijajah oleh media asing yaitu Sosial Media yang pada abad ini perkembangan teknologinya semakin pesat.

Menangggapi dua video yang diputar oleh panitia, yaitu video yang dibuat oleh Bima, salah satu penerima beasiswa XL Axiata), yang sudah dinonton oleh seluruh Indonesia. Dua video yang diputarkan tersebut merupakan dua video yang sebenarnya tabu untuk ditonton. Mungkin kita tidak terlalu mengetahui kalau di Aceh apakah sudah seperti itu generasi muda kita. Akan tetapi degradasi sebegitunya telah terjadi di dalam masyarakat kita, tanpa sepengetahuan kita pengaruh negatif dari perkembangan teknologi sudah mampu menghipnotis adik-adik kita yang masih bersekolah dasar.

Generasi muda kita sudah semakin parah. Moral baik mereka sudah tak lagi terbentuk.

"Indonesia merupakan negara ke 4 terbanyak penonton film porno. Maaf cakap kawan-kawan. Moral-moral bangsa indonesia sudah sangat ternodai karena pengaruh internet yang tak lagi mengenal usia pemakainya. Memang terdapat hal positif dan negatif dalam hal ini dalam menangggapi pengaruh internet atau sosial media tergantung pada orang yang menyikapinya", sambung beberapa tanggapan dari para audience yang aktif dalam diskusi ini.

Saya merangkum beberapa tanggapan teman-teman dari beberapa komunitas terkait apa yang mereka pikirkan dan mereka sarankan dari pemaparan dua video tersebut, yaitu:

  1. Harusnya generassi muda sudah mendapat pengawasan yang kuat dari keluarganya terlebih dahulu. Keluarga yang berperan penting mencari tahu tentang kegiatan dan kesibukan anak didiknya sehari-sehari di samping guru atau pihak sekolah sebagai orangtua keduanya sehingga karakter anak menjadi baik. 
  2. Membiasakan anak untuk selalu bersikap jujur pada mereka. 
  3. Mengenalkan teknologi secara positif pada mereka. 
  4. Tidak mengajarkan dan membiarkan prilaku berbohong yang berlarut-larut pada si anak.


Akhir pada penutupan diskusi ini, MC memandu audience untuk sama-sama mendeklarasikan pernyataan berikut:
 " Kami Bangsa Indonesia, Kami sepakat mendidik generasi muda agar lebih baik."

InsyaAllah diskusi ini akan ada follow-up nya dan langsung pada aksi dari perhimpunan beberapa komunitas dan organisasi. Ditunggu ya konfirmasinya :)
Peserta diskusi dari komunitas Relawan Rumah Zakat Aceh dan Organisasi Forum Lingkar Pena Aceh



Comments

  1. Wah...terima kasih Nisa sudah diabadikan lewat tulisan. Btw, mengenai film kemarin nih, sepertinya di film pendek waktu itu, baiknya ditambahkan scene dimana, ada seseorang yang sedang menutup situs porno, seperti aplikasi video blokir yang sebenarnya bisa diinstall dengan mudah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hmmm, gtu kk ya, tapi penambhn scene tu sa blm phm mksd kk. ok deh kk.

      Delete

Post a Comment